Hati yang bersih
Dalam sebuah hadits dikisahkan, bahwa hati setiap orang semulanya adalah bersih. Setiap ada perbuatan dosa, maka akan terdapat setitik noda hitam pada hatinya.
Dan, setitik noda hitam itu akan menjadi banyak jika perbuatan dosa sering kali dilakukan.
Semakin seringnya berbuat dosa, semakin banyak titik-titik noda. Lama kelamaan, seluruh permukaan hati akan tertutupi oleh noda hitam.
Jika hati sudah tertutup oleh noda hitam, maka hati kita tidak akan dapat lagi menghalau segala perbuatan dosa, karena cahaya kebenaran di dalam hati sudah tidak mucul lagi.
Benar jika ada yang mengatakan, bahwa Hati diibaratkan sama dengan Cermin. Jika cermin yang berdebu segera dibersihkan, insyaAllah akan memantulkan cahaya yang sebenarnya. Kalau baik akan memantulkan kebaikan, jika jelek juga akan memantulkan kejelekan.
Namun, jika cermin yang berdebu dibiarkan sampai menutup seluruh permukaan sinarnya, maka cahaya yang dipantulkannya pun bisa saja salah.
Semisal, Kita sudah berdandan dengan busana yang serasi, namun yang terlihat bisa jadi jelek. Demikian juga sebaliknya, berdandan dengan busana yang tidak serasi yang dipantulkan malah baik. Hal tersebut dikarenakan cermin sudah tidak dapat memantulkan cahayanya dengan benar.
Nah, jadi nggak beda deh dengan hati.
Sebenarnya, untuk menjaga hati agar tetap bersih dan tidak cenderung mengarah pada kesesatan, Allah SWT telah menuntun kita sebagai umat Islam untuk senantiasa melafadzkan do'a ;
" Rabbana la tuzigh quluu bana ba'da idz hadaitana wa hablana min la dunka rahmah innaka antalwahhab ".
(Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).
Atau, jika merasa do'a tersebut terlalu panjang untuk diingat, dengan kemurahan Allah SWT, hati tersebut dapat dibersihkan kembali dengan selalu ber " Istighfar ".
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya hati itu mempunyai kotoran seperti kotoran pada kuningan, dan pembersihnya adalah Istighfar " [HR Baihaqi]
Maksudnya, dengan bertaubat tidak mengulangi perbuatan dosa yang sama dan memohon ampunan dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Bahkan Allah menjanjikan memberinya ampunan dan sorga yang luasnya seluas langit dan bumi. [QS Ali Imran 3:133].
Salam,
Andri
Dan, setitik noda hitam itu akan menjadi banyak jika perbuatan dosa sering kali dilakukan.
Semakin seringnya berbuat dosa, semakin banyak titik-titik noda. Lama kelamaan, seluruh permukaan hati akan tertutupi oleh noda hitam.
Jika hati sudah tertutup oleh noda hitam, maka hati kita tidak akan dapat lagi menghalau segala perbuatan dosa, karena cahaya kebenaran di dalam hati sudah tidak mucul lagi.
Benar jika ada yang mengatakan, bahwa Hati diibaratkan sama dengan Cermin. Jika cermin yang berdebu segera dibersihkan, insyaAllah akan memantulkan cahaya yang sebenarnya. Kalau baik akan memantulkan kebaikan, jika jelek juga akan memantulkan kejelekan.
Namun, jika cermin yang berdebu dibiarkan sampai menutup seluruh permukaan sinarnya, maka cahaya yang dipantulkannya pun bisa saja salah.
Semisal, Kita sudah berdandan dengan busana yang serasi, namun yang terlihat bisa jadi jelek. Demikian juga sebaliknya, berdandan dengan busana yang tidak serasi yang dipantulkan malah baik. Hal tersebut dikarenakan cermin sudah tidak dapat memantulkan cahayanya dengan benar.
Nah, jadi nggak beda deh dengan hati.
Sebenarnya, untuk menjaga hati agar tetap bersih dan tidak cenderung mengarah pada kesesatan, Allah SWT telah menuntun kita sebagai umat Islam untuk senantiasa melafadzkan do'a ;
" Rabbana la tuzigh quluu bana ba'da idz hadaitana wa hablana min la dunka rahmah innaka antalwahhab ".
(Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).
Atau, jika merasa do'a tersebut terlalu panjang untuk diingat, dengan kemurahan Allah SWT, hati tersebut dapat dibersihkan kembali dengan selalu ber " Istighfar ".
Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya hati itu mempunyai kotoran seperti kotoran pada kuningan, dan pembersihnya adalah Istighfar " [HR Baihaqi]
Maksudnya, dengan bertaubat tidak mengulangi perbuatan dosa yang sama dan memohon ampunan dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Bahkan Allah menjanjikan memberinya ampunan dan sorga yang luasnya seluas langit dan bumi. [QS Ali Imran 3:133].
Salam,
Andri
0 komentar:
Posting Komentar